Senin, 14 November 2011

Kelompok Planet 3


Berdasarkan ukuran dan komposisi penyusunnya, Planet dikelompokkan menjadi planet Terrestrial dan Jovian
  • Planet Terrestrial yaitu planet yang memiliki ukuran dan koposisi yang hampir sama dengan bumi. Yang termasuk planet Terrestrial antara lain Merkurius, Venus, Bumi dan Mars.
  • Planet Jovian yaitu planet yang memiliki ukuran sangat besar dan komposisi penyusunnya hampir sama dengan planet Jupiter.Yang termasuk planet Jovian antara lain Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus. 

Kelompok Planet 2


Asteroid sebagai pembatas planet dikelompokkan menjadi dua planet dalam dan planet luar


  • Planet dalam planet yang orbitnya di dalam peredaran Asteroid. Yang termasuk planet dalam antara lain Merkurius, Venus, Bumi dan Mars.
  • Planet luar adalah planet yang garis edarnya berada diluar garis edar Asteroid. Yang termasuk planet luar antara lain Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus.

Kelompok Planet 1


Bumi sebagai pembatas planet dikelompokkan menjadi dua yaitu planet inferior dan planet superior.

 
  • Planet inferior adalah planet yang orbitnya berada di dalam orbit bumi.Yang termasuk planet insferior antara lain Merkurius dan Venus
  • Planet superior adalah planet yang orbitnya berada diluar orbit bumi.Yang termasuk planet superior adalah Mars, Jupiter , Saturnus, Uranus dan Neptunus

Matahari


Bintang
Bintang adalah benda langit yang dapat memancarkan cahaya sendiri. Bintang terdekat sekaligus pusat dari tata surya kita adalah Matahari.
A.         Matahari

Matahari merupakan pusat tata surya kita. Matahari bukanlah bintang terbesar diantara milyaran bintang-bintang lain di galaxi Bima Sakti. Matahari merupakan bintang terdekat dengan planet kita, Bumi.jaraknya sekitar 150 juta km, jarak ini di sepakati sebagai 1SA (Satuan Astronomi). Bintang kedua terdekat seyelah matahari adalah alpha centaury, jaraknya lebih dari 200.000 SA. Sedangkan bintang paling terang adalah sirrius. Jaraknya 546.000 kali jarak matahari.
Matahari berdiameter sekitar 1.380.000 km. Dengan massa sekitar 340 ribu massa bumi. Sebagian besar dari matahari merupakan gas hidrogen 71% dan helium 27%.  

Lapisan Matahari

a.       Inti (core) : suhunya sekitar 15 juta kelvin. Tempat terjadinya reaksi nuklir yang menghasilkan energi yang sngat besar
b.      Fotosfer    : suhunya sekitar 6.000 ribu kelvin, dengan ketebalan sekitar 300 km. Bagian ini bewarna kuning dan bisa kita lihat, namun dapat merusak mata

Pengertian Tata Surya


Pengertian Tata Surya
Sistem yang terdiri atas Matahari sebagai pusat yang dikelilingi oleh planet – planet dan
benda – benda langit lainnya, seperti komet, asteroid, dan meteoroid disebut tata surya.

Galaksi


Galaksi
Pada malam yang cerah, ribuan bintang dapat kita  lihat di langit. Sesungguhnya itu belum seluruhnya, masih terdapat lebih banyak lagi bintang yang
tidak mampu kita amati.

Di angkasa terdapat bermilyar-milyar bintang. Bintang - bintang tersebut berkelompok membentuk galaksi.Selain bintang, dalam galaksi juga terdapat gas dan debu. Bintang, gas dan debu saling mengikat karena adanya gravitasi. Milyaran bintang tersebar di setiap galaksi. Kita hidup di galaksi Bima Sakti , yang mengandung sekitar 200 milyar bintang, salah satu bintang tersebut adalah matahari. Semua bintang bergerak mengelilingi pusat galaksi. Matahari kita mengelilingi pusat galaksi Bima Sakti sekali putaran membutuhkan waktu 240 juta tahun.

Gravitasi Unversal

Hukum Grafitasi Universal.
  • Planet bumi dan planet yang lainnya bergerak mengitari matahari karena pengaruh gaya grafitasi matahari.
  • Gerak satelit mengelilingi planet  disebabkan ada gaya grafitasi planet pada satelit.
  •  Planet bergerak mengelilingi matahari karena matahari memiliki massa lebih besar dari planet.
  • Satelit mengelilingi planet karena planet memiliki massa lebih besar dari satelit.

Keppler III

  Hukum III Keppler

Kuadrat kala revolusi planet sebanding dengan pangkat tiga jarak rata – rata planet ke matahari



 







P1 = Periode revolusi planet 1
P2 = Periode revolusi planet 2
R1 = jarak rata – rata  planet 1 ke matahari
R2 = jarak rata – rata  planet 2 ke matahari

Keppler II


Hukum II Keppler




Garis yang menghubungkan planet dengan matahari melewati bidang yang sama luasnya dengan jangka waktu yang sama

1.   Luas a=b=c
2.      Waktu untuk menempuh A= B=C
3.      Kecepatan yang ditempuh C lebih besar daripada kecepatan B dan A
4.      Semakin dekat matahari kecepatan revolusi planet semakin besar
5.      Semakin jauh dari matahari kecepatan revolusi planet semakin lambat

Jumat, 14 Oktober 2011

Keppler I

Keppler 1




Pergerakan planet mengedari matahari dengan lintasan elips.                                 

Heliocentris



Nicolaus Copernicus  (1473-1543), mempertanyakan asumsi dari Ptolomeus, Copernicus menyatakan bahwa bumi dan anggota tata surya yang lain beredar mengelilingi matahari, dan bumi berputar pada porosnya. Teori atau asumsi Nicolaus
Copernicus dituangkan dalam sebuah bukunya yang berjudul De Revolutionibus Orbium Coelestium ("Mengenai revolusi orbit langit") pada tahun 1543. Teori yang beranggapan bahwa matahari sebagai pusat tata surya disebut heliosentris. Helios berasal dari bahasa Yunani yang berarti matahari.

Geocentris


Claudius Ptolomeus (100-178 M) di Alexandria mem-perkenalkan  geocentris system yang menyatakan bahwa bumi sebagai pusat peredaran tata surya. Dimana setiap planet bergerak dalam lingkaran kecil atau episiklik dan pusat peredarannya adalah bumi. Beberapa abad sebelumnya teori ini sudah dikemukakan namun Ptolomeus mampu menunjukkan suatu perbaikan. Beliau mampu memperhatikan pergerakan planet-planet di langit dengan jelas dan variasi jarak planet dari bumi.

Kamis, 15 September 2011

Asal-Usul : Kondensasi & Bintang Kembar


Hipotesis Kondensasi
Hipotesis kondensasi mulanya dikemukakan oleh astronom Belanda yang bernama G.P. Kuiper (1905-1973) pada tahun 1950. Hipotesis kondensasi menjelaskan bahwa Tata Surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa.





Asal-usul : Planetisimal


Hipotesis Planetisimal
Hipotesis planetisimal pertama kali dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlin dan Forest R. Moulton pada tahun 1900. Hipotesis planetisimal mengatakan bahwa Tata Surya kita terbentuk akibat adanya bintang lain yang lewat cukup dekat dengan matahari, pada masa awal pembentukan matahari. Kedekatan tersebut menyebabkan terjadinya tonjolan pada permukaan matahari, dan bersama proses internal matahari, menarik materi berulang kali dari matahari. Efek gravitasi bintang mengakibatkan terbentuknya dua lengan spiral yang memanjang dari matahari. Sementara sebagian besar materi tertarik kembali, sebagian lain akan tetap di orbit, mendingin dan memadat, dan menjadi benda-benda berukuran kecil yang mereka sebut planetisimal dan beberapa yang besar sebagai protoplanet. Objek-objek tersebut bertabrakan dari waktu ke waktu dan membentuk planet dan bulan, sementara sisa-sisa materi lainnya menjadi komet dan asteroid.

Asal-Usul : Nebula


Hipotesis Nebula
Hipotesis nebula pertama kali dikemukakan oleh Emanuel Swedenborg (1688-1772) tahun 1734 dan disempurnakan oleh Immanuel Kant (1724-1804) pada tahun1775. Hipotesis serupa juga dikembangkan oleh Pierre Marquis de Laplace secara independen pada tahun 1796. Hipotesis ini, yang lebih dikenal dengan Hipotesis Nebula Kant-Laplace, menyebutkan bahwa pada tahap awal, Tata Surya masih berupa kabut raksasa.